Jenis-Jenis Busi Mobil

Diposting pada


Busi merupakan bagian penting dari sistem pengapian mobil, terdapat beberapa jenis busi mobil dari harga yang termahal hingga termurah. Tujuan busi adalah sebagai sumber api untuk menyalakan mobil. Oleh karena itu, busi harus diservis secara rutin agar tidak terjadi masalah pada mobil dan mobil tetap dapat menyala dengan normal jika diperlukan.

Busi dibagi lagi menjadi dua macam jenis busi mobil berdasarkan bentuknya, yaitu busi berelektroda dan high performance. Keduanya memiliki karakterisitik dan kode yang berbeda-beda dan biasa dianalogikan dengan busi panas dan dingin.

Baca juga: Harga Busi Mobil Termahal Hingga Termurah

Jenis-Jenis Busi Mobil

Fungsi utama busi otomotif adalah membakar campuran bensin dan udara bertekanan dengan menggerakkan piston. Tanpa busi, pembakaran tidak akan pernah terjadi di ruang mesin, dan elemen yang terkait dengan sistem penggerak tidak akan menjalankan fungsinya. Untuk itu, busi merupakan salah satu komponen terpenting pada sebuah mobil.

Selain hal di atas, busi juga berfungsi mengumpulkan energi panas yang tidak diinginkan dari ruang bakar untuk kemudian disalurkan ke sistem pendingin mobil. Jika dilihat sekilas, semua busi nyaris tidak ada beda satu sama lain. Tetapi ternyata di pasaran ada 3 jenis busi yang berbeda. Perbedaan tersebut berdasarkan bentuk ujung inti elektroda, perbedaan durabilitas dan bahan baku busi.

Busi Standar

Awalnya Busi standar banyak digunakan pada mobil-mobil yang biasa digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. Busi jenis ini cenderung lebih awet digunakan karena memiliki umur pemakaian yang lebih lama dan mampu membuat mesin menjadi lebih stabil. Tetapi, busi standar dianjurkan untuk dipakai pada putaran mesin rendah hingga menengah saja.

Busi Platinum

Pada Busi platinum disebut juga sebagai besi racing karena didesain lebih lancip daripada busi standar. Busi platinum sangat responsive digunakan pada rpm bawah. Akan tetapi umur pemakaiannya sedikit lebih pendek dari busi standar. Biasanya busi platinum bisa berumur 3-4 tahun untuk penggunaan kendaraan sehari-hari.

Busi Iridium

Selanjutnya Busi iridium diperuntukan untuk mobil yang sering menggunakan rpm tinggi. Busi jenis ini termasuk racing dan busi tipe dingin. Sebab, mampu menghasilkan akselerasi mesin yang sangat agresif dan tarikan kendaraan menjadi terasa panjang. Busi ini cocok digunakan untuk kegiatan sport yang berpacu pada kecepatan. Anda bisa menggunakan busi iridium untuk harian akan tetapi stasioner mesin menjadi tidak stabil dan umur busi menjadi sangat pendek.

Baca juga: Ciri Mobil Harus Ganti Busi

Komponen Pembentuk Busi

Busi ternyata memiliki susunan komponen yang sangat kompleks. Di bawah ini adalah susunan komponen pada busi.

Letaknya ada di pucuk, terbuat dari besi dan berfungsi sebagai penghubung busi dan sistem pengapian.

Letaknya ada di pucuk busi setelah terminal, terbuat dari keramik dan berfungsi sebagai insulator listrik sekaligus menopang mekanik inti elektroda.

Soket ditentukan dari ukuran hex untuk memasang busi pada mobil.

Ujung insulator merupakan lokasi pembakaran, sehingga terbuat dari bahan yang tahan suhu tinggi. Ketahanannya mencapai 60.000 volt dan 650 derajat Celcius.

Memiliki fungsi utama supaya kompresi yang berasal dari ruang pembakaran tidak keluar dari celah busi.

Disebut juga jaket, memiliki fungsi utama untuk mengunci busi ke kepala silinder dan sebagai konduktor panas.

Disebut juga kepala busi, terbuat dari logam, nikel, besi dan tembaga. Memiliki fungsi utama untuk menghantar energi listrik dan terhubung ke terminal.

Ini adalah bagian busi yang bersentuhan langsung dengan mobil.

Baca juga: Busi Iridium Terbaik Avanza VVT-i dan Dual VVT-i

Busi Mobil dan Masalahnya

Ada beberapa jenis busi mobil yang beredar di pasaran. Masing-masing dari busi tersebut mempunyai kelebihan dan peruntukannya. Busi adalah salah satu komponen vital mobil yang fungsinya sebagai sistem pengapian. Komponen kecil ini sangat penting, karena memiliki peran sebagai spark antara elektroda busi mobil di dalam ruang bakar.

Busi bekerja mengoptimalkan campuran udara dengan bahan bakar di ruang pembakaran. Dengan demikian, mesin piston bisa digerakkan hingga menghasilkan tenaga yang bisa menggerakkan roda. Koil pengapian menghasilkan listrik tegangan tinggi dan mengalir melalui kepala busi akan tercipta perbedaan tegangan listrik pada bagian samping dan tengah elektroda.

Namun pada kondisi ini tidak ada arus yang mengalir karena adanya insulator pada celah yang berasal dari gas campuran bahan bakar dan udara. Tegangan yang terus naik akan mengubah struktur gas dan akan terionisasi dan merubah gas tersebut menjadi konduktor sehingga arus elektron dapat melewati celah.

Pada saat tegangan sudah melebihi 20.000 volt dan arus elektron terus melewati celah, temperatur akan meningkat hingga 60.000 derajat celcius. Pada saat ini akan muncul spark atau bunga api yang akan memulai semua proses pembakaran.

Busi mobil yang bermasalah akan mengakibatkan mesin mobil tidak bekerja dengan optimal. Sebab bunga api yang dihasilkan busi tidak akan sempurna dan mengganggu pembakaran. Dalam kasus yang lebih parah, busi tidak akan dapat membuat bunga api yang imbasnya mesin mobil akan mogok.

Ciri-Ciri Busi Harus Diganti

Pada umumnya usia busi adalah sekitar 45.000 km atau bisa lebih pendek tergantung dari jenis busi yang digunakan. Agar Anda tidak terjebak dalam situasi yang tidak nyaman, ada baiknya pemilik mobil memperhatikan ciri busi mobil mulai bermasalah.

  • Putaran mesin terasa tidak seperti biasa dan kurang halus.
  • Terasa getaran yang tidak biasa di dalam kabin.
  • Gas terasa lebih berat dari biasa.
  • Akselerasi mobil agak terhambat
  • Mobil terasa tersendat dan kadang terasa lonjakan mesin
  • Konsumsi bahan bakar akan lebih boros dari biasanya
  • Insulator berubah warna kuning kecoklatan atau hijau basah
  • Terdapat lapisan kuning pada busi
  • Terjadi perubahan warna pada busi (kecoklatan pertanda busi sudah aus, kuning atau kemerahan pertanda adanya pemanasan mobil yang berlebihan, gelap pertanda pembakaran mesin tidak sempurna).

Tips Memilih Busi Yang Tepat

Anda bisa memaksimalkan penggunaan busi, dengan memperhatikan jenis busi yang digunakan. Berikut tips penting dalam memilih busi.

  1. Ukuran Busi

Pastikan ukuran, diameter, panjang ulir dan panjang insulator sudah sesuai dengan spesifikasi mesin dan tujuan penggunaan. Jangan sampai menggunakan busi dengan ukuran yang berbeda karena akan mengakibatkan permasalahan serius pada mesin mulai dari overheat hingga kerusakan piston.

  1. Angka Panas Busi

Sesuaikan angka panas busi dengan spesifkasi mobil. Busi yang terlalu dingin akan mengakibatkan terjadinya endapan karbon (carbon fouling) pada busi. Sebaliknya busi yang terlalu panas akan mengakibatkan overheat.

Baca juga: NGK Membuat Busi untuk Mesin NR Toyota, Kelebihan?

Jenis Busi Berdasarkan Heat Resistance

Setelah mengetahui 3 jenis busi mobil secara umum, maka kini saatnya untuk Anda mengetahui jenis busi mobil berdasarkan heat resistance-nya.

1. Busi Panas

Memiliki daya hantar panas yang lebih kecil dari busi dingin, busi panas memiliki suhu yang relatif lebih panas ketika bekerja. Hal itu tentunya ditujukan agar proses pembakaran mesin selalu terjaga. Selain itu, busi ini juga memiliki isolator yang berbentuk keramik dalam jumlah banyak. Kegunaan dari isolator tersebut, yaitu untuk membuat panas dari elektroda tidak langsung dihantarkan ke blok mesin.

Penggunaan busi panas sendiri dapat membuat proses pembakaran pada mesin menjadi lebih maksimal. Sebab, busi panas akan menjaga suhu kerja mesin agar selalu ideal. Jika dilihat dari penggunaannya, busi panas lebih cocok untuk mesin kendaraan yang digunakan sehari-hari, baik itu motor atau mobil.

2. Busi Dingin

Jenis busi yang terakhir berdasarkan heat resistance adalah busi dingin. Pemberian nama busi dingin ini terjadi karena busi ini dapat dengan mudah melepaskan panas. Hal itu terlihat dari jumlah isolator keramik yang dimiliki busi dingin, lebih sedikit dibandingkan busi panas. Sehingga, suhu panas yang ada di dalam busi dapat tersalurkan dengan baik ke blok mesin.

Busi yang satu ini juga kerap kali disebut sebagai busi racing, karena memiliki kemampuan bertahan di dalam kinerja ekstrem. Yang mana ketika mesin bekerja sangat keras maka busi ini akan mengirimkan suhu panas mesin agar keluar melalui elektroda. Dengan begitu, risiko untuk terjadinya overheating dapat dicegah.

Baca juga: Busi untuk Nissan Livina yang Standar Apa?



Selengkapnya Disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *