Efek Mesin Dual VVT-i Pakai Pertalite

Diposting pada


Teknologi VVT-i merupakan kependekan dari Variable Valve Timing with intelligence, Dimana efek mesin dual  VVT-i jika pakai BBM jenis pertalite cukup irit dan bersahabat dikantong. Efek mesin dengan dual VVT-i jika pakai pertalite dapat mengatur kerja katup elektronik dan emisi yang keluar seefisien mungkin.

Sistem VVT-i menggantikan teknologi VVT, mulai digunakan pada 1991 di mesin 4A-GE mesin 5 silinder. Ketika itu dipakai pada mobil turunan Corolla, termasuk Toyota Celica. Di Indonesia, VVT-i banyak digunakan pada produk-produk Toyota lawas seperti Vios (2003), Corolla Altis (2004), Kijang Innova (2004), Avanza tipe S (2005), dan Fortuner (2005).

Sedangkan produk-produk Toyota saat ini, sebagian besar sudah menggunakan teknologi Dual VVT-i. Bahkan mobil LCGC seperti Toyota Calya dan Toyota Agya sudah mengadopsinya sejak lama.

Baca juga: 7 Kelebihan Mesin Dual VVT-i Avanza, Apa Saja?

Efek Mesin Dual VVT-i Pakai Pertalite

Mesin VVTi

Sebelum membahas tentang dual VVT-i, tentu kita perlu mengenal apa itu VVT-i terlebih dahulu. VVT-i adalah singkatan dari Variable Valve Timing Intelligence. VVT-i sendiri merupakan mekanisme pengubahan timing pembukaan katup pada mesin. Sistem ini akan membuat katup mesin terbuka lebih awal saat RPM mesin tinggi.

VVT-i merupakan teknologi yang membantu performa mesin berjalan lebih optimal. Bahan bakar pun bisa termanfaatkan secara efektif dan jauh lebih ramah lingkungan. Tak heran jika teknologi ini terus berkembang semakin membaik dari waktu ke waktu. Sampai terwujudlah teknologi Dual VVT-i yang mulai banyak diproduksi saat ini.

Fungsi VVTi

Dengan katup yang terbuka lebih awal maka aliran udara yang menuju bagian dalam silinder akan menjadi lebih lancar. Katup akan membuka lebih lebar ketika piston turun ke bawah. Dengan begitu tidak akan terjadi vakum yang bisa menjadi kendala bagi performa sebuah kendaraan. Teknologi VVT-i ini jauh lebih baik dibandingkan teknologi mesin sebelumnya.

Tanpa VVT-i, proses buka dan tutup katup tidak berjalan otomatis sehingga sering ada bahan bakar yang terbuang percuma. Hal ini menyebabkan performa mesin jadi kurang berjalan optimal dan suplai bahan bakar juga tidak bisa mencukupi kebutuhan karena boros. Pengembangan teknologi mesin ini tentunya memberikan banyak perubahan bagi dunia otomotif. Kini produk mobil memiliki mesin yang semakin bertenaga dan nyaman untuk digunakan.

Keunggulan Mesin Dual VVT-i

Ada banyak keunggulan dari mesin Dual VVT-i Toyota. Salah satunya adalah tenaga yang optimal sehingga membuat akselerasi lebih terasa bertenaga dan kuat untuk melalui medan berat seperti tanjakan. Menariknya teknologi ini, meski mobil menjadi lebih bertenaga, bahan bakar tetap hemat. Pasalnya teknologi Dual VVT-i tersebut mengatur keluar masuknya bahan bakar dengan lebih cermat.

Ketika mesin dihidupkan pun, teknologi Dual VVT-i sudah mengatur waktu bukaan katup bekerja secara penuh dan meyesuaikan temperatur mesin. Saat suhu optimal tercapai, waktu bukaan katup dapat disesuaikan dengan putaran mesin sehingga membuat kerjanya lebih optimal. Intinya bisa dikatakan Dual VVT-i adalah penyempurnaan dari VVT-i. Jadi performa mesin juga pasti semakin baik dan sempurna.

Di Indonesia sendiri, teknologi Dual VVT-i pertama kali digunakan pada Toyota Corolla Altis pada 2010 silam. Kalau secara global teknologi Dua VVT-i diperkenalkan pertama kali pada tahun 1998. Sebagai informasi tambahan, di tahun tersebut Dual VVT-i digunakan pertama kali pada unit kendaraan sedan RS200 Altezza dengan mengusung mesin 3S-GE.

Dalam perkembangannya, tidak lama dari itu Dual VVT-i juga digunakan pada mesin-mesin mobil berperforma tinggi. Seperti V6 3.5 liter 2GR-FE, yang digunakan Toyota Avalon untuk pasar Amerika Serikat telah mengadopsinya.

Perawatan Yang Ringan

Yang lebih menarik lagi, baik teknologi VVT-i dan Dual VVT-i tidak butuh perawatan ekstra lho. Meski teknologi ini terbilang ‘pintar’ ternyata sangat mudah perawatannya. Umumnya yang sering dijumpai, tidak ada perawatan khusus untuk kedua teknologi mesin ini. Perawatan dilakukan reguler seperti biasa dan ganti oli secara teratur.

Iya juga menyebut performa VVT-i juga bergantung pada sistem elektronik mobil yang sehat, nah sistem inilah yang harus diperhatikan. Hal pertama yang harus dilakukan dengan menjaga supaya ECU tetap kering, jika kamu mencuci kendaraan pastikan komponen ini tidak terkena air langsung. Kerja ECU yang mengatur kinerja mesin, tak lepas dari penerimaan informasi.

Maksudnya saat mesin melakukan pekerjaannya, ECU yang mengontrol pun mendapat timbal balik informasi mengenai kinerja mesin tersebut. Selain itu kinerja ECU juga berpengaruh dari filter. Filter yang kotor akan menghambat sensor untuk membaca kinerja mesin dan berisiko merusaknya. Selanjutnya apakah sistem listrik mobil mengalami gangguan? Mulai dari korosi pada terminal aki atau kabel yang mulai lapuk. Ketidakstabilan arus listrik pada kendaraan pun akan berpengaruh pada ECU. Peranti ECU yang kelebihan beban karena aliran listrik yang kurang baik berisiko cepat rusak.

Baca juga: Oli Mesin Avanza non-VVT-i, VVT-i, dan Dual VVT-i

Mekanisme Sistem Dual VVT-i

Secara sederhana, cara kerja dari teknologi Dual VVT-i ini ialah mengoreksi valve timing atau waktu buka katup jalur masuk bahan bakar dan udara, serta katup untuk melepaskan gas buang kendaraan. Koreksi ini disesuaikan dengan beberapa parameter di mobil misalnya injakan pedal gas dan beban pada mobil sehingga menghasilkan kurva torsi optimal di setiap level putaran mesin.

Dual VVT-i sendiri adalah singkatan dari Dual Variable Valve Timing with intelligence. Teknologi ini merupakan generasi penerus dari teknologi Variable Valve Timing with intelligence (VVT-i) yang sebelumnya sudah ada di mobil-mobil modern Toyota semisal Toyota Vios dengan mesin berkode 1NZ-FE yang jadi pionir mesin VVT-i di Tanah Air sejak tahun 2003. Jika pada VVT-i hanya waktu (timing) buka katup masuk yang diatur, sekarang mekanisme serupa diterapkan pada katup buang.

Fokus Pada Torsi

Dengan mengatur waktu overlapping di katup buang, diharapkan tingkat kevakuman ruang bakar bertambah. Mekanisme ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan alir dan kepadatan campuran udara-bahan bakar. Hasilnya adalah ruang bakar lebih bersih dari gas sisa pembakaran dan ledakan tenaga yang terjadi lebih besar dan sempurna. Pada akhirnya, torsi meningkat drastis dan bisa didapatkan pada putaran mesin lebih rendah.

Disamping meningkatkan performa, Dual VVT-i dipakai untuk mengurangi emisi gas buang saat mesin baru dinyalakan. Ini karena saat itu catalytic converter belum bekerja akibat suhu kerjanya berada pada 400º C. Dengan memperbanyak sisa pembakaran, maka catalytic dapat segera beraksi. Dengan begitu, ketika mesin mencapai tenaga optimal, bahan bakar lebih hemat serta ramah lingkungan tanpa perlu mengorbankan performa.

Fakta tentang VVT-i

1. Arti Nama VVT-i

Nama VVT-i merupakan singkatan dari Variable Valve Timing with Intelligence dan merupakan teknologi awal katup variabel yang dikembangkan oleh Toyota. Nama tersebut menggambarkan fungsinya sebagai pengatur waktu bukaan katup atau klep masuk yang bervariasi melalui pengaturan komponen camshaft drive dengan intake camshaft.

Untuk menghitung waktu buka-tutup katup yang optimal, ECU (electronic control unit) menyesuaikan perintahnya dengan putaran mesin, volume udara yang masuk, posisi throttle, dan temperatur air pendingin mesin. Alhasil, waktu buka dan tutup katup masuk bisa diatur sedemikian rupa mengikuti beban kerja mesin.

Teknologi VVT-i sendiri sudah dipakai oleh Toyota di Indonesia sejak 2003. Toyota Vios menjadi mobil pertama yang mengadopsi teknologi canggih VVT-i, disusul oleh Camry (2003), Corolla Altis (2004), Kijang Innova (2004), Avanza tipe S (2004), Fortuner (2005), dan Yaris (2006).

2. Teknologi Dual VVT-i

Berkembangnya kebutuhan mesin yang sanggup menghasilkan kinerja optimal di berbagai rentang putaran mesin membuat Toyota kembali mengembangkan teknologi katup variabel. Maka hadirlah teknologi katup variabel berikutnya yakni Dual VVT-i (Dual Variable Valve Timing with Intelligence).

Di Indonesia, Toyota Corolla Altis yang diluncurkan pada tahun 2010 menjadi mobil pertama yang memakai teknologi mesin Dual VVT-i. Jika pada teknologi VVT-i hanya katup intake saja yang dilengkapi mekanisme pengatur waktu bukaan, maka pada teknologi Dual VVT-i, exhaust valve juga memiliki pengatur waktu bukaan katup.

3. Cara Kerja Dual VVT-i

Secara sederhana, cara kerja dari teknologi Dual VVT-i ini ialah mengoreksi valve timing atau waktu buka katup jalur masuk bahan bakar dan udara, serta katup untuk melepaskan gas buang kendaraan. Koreksi ini disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban pada mobil sehingga menghasilkan kurva torsi optimal di setiap level putaran mesin.

Dengan begitu, ketika mesin mencapai tenaga optimal, bahan bakar lebih hemat serta ramah lingkungan tanpa perlu mengorbankan performa.

4. Keunggulan Dual VVT-i

Ada banyak keunggulan dari mesin Dual VVT-i Toyota yang bisa kamu dapatkan. Seperti tenaga yang optimal sehingga membuat akselerasi lebih kencang dan kuat untuk melalui medan berat seperti menanjak. Meski mobil menjadi lebih bertenaga, bahan bakar tetap hemat karena adanya teknologi Dual VVT-i yang mengatur keluar masuknya bahan bakar.

Ketika mesin dihidupkan pun teknologi Dual VVT-i sudah mengatur waktu bukaan katup bekerja secara penuh dan meyesuaikan temperatur mesin. Saat suhu optimal tercapai, waktu bukaan katup dapat disesuaikan dengan putaran mesin sehingga membuat kerjanya lebih optimal.

Baca juga: Keuntungan Lebih Mesin Dual VVT-i pada Mobil

Perbedaan  VVT-i dan Non VVT-i

VVT-I dianggap lebih hemat bahan bakar dibandingkan dengan kendaraannya yang tidak menggunakannya, merupakan salah satu beda Xenia VVT-I dan non VVT-I. Bahkan ketika Anda mampu mengendarainya dengan benar, kemungkinan mesin dapat menghemat penggunaan bahan bakar hingga 30% jika dibandingkan dengan mesin konvensional.

Perbedaan kedua mesin ini semakin terasa ketika melihat torsi yang dihasilkan mesinnya. Kendaraan yang dibekali mesin VVT-I mampu menghasilkan torsi cukup besar dalam putaran mesin rendah, serta mampu menghasilkan horsepower melimpah pada putaran mesin tinggi. Wajar saja jika mesin canggih satu ini banyak disematkan pada produk mobil dengan kualitas jempolan.

Dilihat secara kasat mata, sparepart filter udaranya terlihat serupa dengan dual VVT-I. Hanya saja mesin VVT-I terasa lebih irit dan mampu menghasilkan tenaga besar tanpa perlu perawatan terlalu sering. Tentu saja keuntungan ini berbanding terbalik dengan kendaraan yang masih belum disematkan mesin canggih satu ini. Itulah beda Xenia VVT-I dan non VVT-I yang wajib Anda tahu.

Berdasarkan ulasan singkat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Daihatsu berusaha memberikan pelayanan terbaik lewat penyematan mesin canggih berupa VVT-I pada produk Xenia. Terkenal irit bahan bakar dan mampu menghasilkan tarikan tenaga cukup besar, membuat kendaraan dapat melaju cepat. Sedangkan kendaraan non VVT-I dirasa lebih boros dan service rutin.

Baca juga: Perbedaan Busi Avanza VVT-i dan Non VVT-i



Selengkapnya Disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *