Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berencana memberikan subsidi kendaraan listrik, Kira-kira berapa subsidi mobil listrik dari Pemerintah?. Pemerintah akan memberikan subsidi sebesar Rp80 juta dan mobil berbasis hybrid sebesar Rp40 juta, serta motor listrik baru Rp8 juta.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah mengatakan, rencana pemberian subsidi itu tidak ada dalam APBN 2023. Said menilai, rencana subsidi yang sedemikian besar untuk mobil dan motor listrik sangat tidak sebanding dengan alokasi program perlindungan sosial yang diterima oleh setiap rumah tangga miskin.
Baca juga: Larangan Peredaran Mobil Bensin Lebih dari Subsidi EV
Berapa Subsidi Mobil Listrik Dari Pemerintah?
Berapa subsidi pada pembelian mobil listrik dari pemerintah? Hal ini terus menjadi pertanyaan karena Menteri Keuangan Sri Mulyai mengatakan, belum ada pembahasan terkait besaran subsidi mobil listrik dan motor listrik tersebut. Pemerintah memeang berencana memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik pada tahun yang akan datang dengan alokasi anggaran mencapai Rp 5 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menjelaskan, tujuan pemberian insentif ini agar jumlah kendaraan listrik yang mengaspal di Indonesia mencapai 20% dari total kendaraan pada 2025. Hal tersebut dijelaskan agar tidak ada lagi pertanyaan berapa subsidi mobil listrik dari pemerintah? Angka ini setara dengan 400 ribu unit. Insentif pembelian kendaraan yang akan diberikan di dalam negeri akan mencontoh mekanisme yang dilakukan di Eropa, yakni dengan membatasi harga jual EV atau price cap.
Masih terkait pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), pemerintah melalui Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, dalam rangka menumbuhkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Pemerintah memberi catatan agar beleid itu memberikan nilai tambah terhadap kebangkitan industri dalam negeri. Aspek seperti Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) juga diatur secara bertahap, dimana komponen TKDN besarannya diharapkan meningkat dari target waktu yang ditentukan, dimana TKDN untuk roda dua pada tahun 2026 minumum 80 persen dan 2030 untuk roda empat minimun 80 persen.
Baca juga: Teknologi Mesin Mobil Terbaru 2023
Toyota Merespons Terkait Subsidi Mobil Listrik
Toyota merespons wacana Pemerintah yang akan memberikan subsidi kendaraan listrik. Pemerintah menjelaskan jumlah dari subsidinya ini akan kami hitung, tapi kira-kira untuk pembelian mobil listrik akan diberikan sebesar Rp80 juta, untuk mobil listrik berbasis hybrid Rp40 juta, dan motor listrik baru sekitar Rp8 juta. Sementara motor konversi akan diberikan Rp5 juta.
Pemerintah sebelumnya menetapkan 2 kategori mobil yang dapat menerima PPnBM yang terdiri dari kendaraan dengan harga di bawah Rp200 juta seperti LCGC dan mobil dengan harga Rp200—250 jutaan. Subsidi yang akan diberikan pada kendaraan listrik ini dirasa akan lebih besar dibanding PPnBM yang sudah ada sebelumnya.
Ke depannya ia berharap kepada Pemerintah bisa secepat mungkin menyampaikan keputusan subsidi kendaraan listrik tersebut. Ada beberapa konsumen yang menunggu hasil dari keputusan subsidi sebelum membeli kendaraan saat ini. Walaupun tidak banyak, tapi ada konsumen yang mulai bertanya-tanya apakah sebaiknya menunggu atau tidak.
Baca juga: Apakah Mobil Listrik Tahan Banjir dan Bagaimana Perawatannya?
Beberapa Merk Mobil Listrik
Wuling Air ev (Rp238 Juta)
Ini adalah mobil listrik termurah yang resmi dijual di Indonesia pada saat ini. Wuling Air ev pada dasarnya ditawarkan dalam dua varian. Yakni varian Standard Range yang dijual Rp238 juta dan varian Long Range yang punya banderol Rp295 juta. Wuling Air ev punya jarak tempuh yang memadai untuk penggunaan di dalam kota.
Varian Standard Range diklaim punya jarak tempuh maksimum 200 km sementara varian Long Range mencapai 300 km. Selain kedua varian tersebut, Wuling juga menjual varian Long Range sekaligus dengan charing pile yang bisa dipasang di garasi rumah pemilik. Paket ini ditawarkan dengan harga Rp311 juta.
Keberadaan charging pile sangat berguna khususnya untuk varian Long Range karena bisa mempercepat proses pengisian setrum ke baterai mobil ini. Wuling Air ev itu sendiri hadir dengan konsep city car yang mungil sehingga cocok untuk digunakan di lingkungan urban.
Hyundai Ioniq 5 (Rp748 Juta)
Opsi berikutnya adalah Hyundai Ioniq 5 yang dijual di Indonesia dalam empat varian. Lebih detailnya, varian Prime Standard Range Rp748 juta, Prime Long Range Rp789 juta, Signature Standard Range Rp809 juta, dan Signature Long Range Rp859 juta. Terkait jarak tempuh, varian Prime Standard Range dan Signature Standard Range sama-sama bisa melaju hingga 384 km dalam sekali pengecasan.
Kemudian untuk varian Prime Long Range 481 km dan varian Signature Long Range 451 km. Varian Signature Long Range sebagai opsi tertinggi memiliki jarak tempuh yang justru lebih pendek dibandingkan Prime Long Range. Hal itu disebabkan bobot mobil yang lebih berat.
Maklum, varian Signature Long Range dijejali fitur atau kelengkapan berkendara paling komplet. Salah satunya adalah pelek alloy 20 inci yang menjadi ciri khas mobil ini dari luar. Penampilan Hyundai Ioniq 5 itu sendiri memiliki siluet seperti sebuah hatchback. Walau kenyataannya dimensi mobil ini tergolong lebar.
Hyundai Kona Electric (Rp742 Juta)
Hyundai memiliki beberapa produk mobil listrik untuk pasar Indonesia. Termasuk Hyundai Kona Electric yang hanya tersedia dalam satu varian, Signature, dengan harga jual Rp742 juta. Lembar spesifikasi mobil ini menunjukkan Hyundai Kona Electric memiliki jarak tempuh 345 km.
Harga model ini lebih murah dibandingkan dengan varian paling rendahnya Hyundai Ioniq 5. Perbedaan paling mendasar antara kedua model terdapat pada platformnya. Hyundai Ioniq 5 berdiri di atas platform E-GMP (Electric Global Modular Platform). Platform ini benar-benar dibuat sebagai basis untuk mobil-mobil listrik di keluarga Hyundai.
Sementara itu Hyundai Kona Electric masih menggunakan platform yang sama dengan versi bensinnya. Namun, dari pengalaman redaksi Carmudi mencobanya, mobil ini tetap nikmat dikendarai. Hanya saja ruang di dalam kabinnya memang tidak seluas Hyundai Ioniq 5. Tampilan mobil ini secara jelas menunjukkan identitasnya sebagai SUV kompak atau crossover. Gril depannya dibuat tertutup selayaknya kebanyakan mobil listrik modern.
MINI Electric (Rp945 Juta)
Kebanyakan harga mobil listrik di Indonesia memang masih terbilang mahal. Apa lagi jika datang dari merek premium seperti MINI. Seperti diketahui, MINI Indonesia sudah meluncurkan mobil listrik MINI Electric pada Juni 2022 lalu. Ada dua varian yang tersedia, yakni MINI Electric dengan harga Rp945 juta dan MINI Electric Collection seharga Rp955 juta. Kedua harga tersebut bersifat off the road.
MINI Electric itu sendiri satu basis dengan MINI Cooper S 3-Door. Oleh karena itu bodinya masih tergolong imut-imut. Terkait jarak tempuh, MINI Electric disebut dapat digunakan hingga 203—232 km dalam satu kali pengisian baterai hingga penuh. Kehadiran MINI Electric cukup menarik karena membuktikkan bahwa model ikonis yang sudah eksis sejak lama juga bisa bertransformasi menjadi mobil listrik.
Siluet bodi MINI Cooper yang ikonis masih melekat erat pada mobil ini. Namun, ada beberapa aspek yang membedakannya, contoh desain peleknya yang unik.
Lexus UX 300e (Rp1,431 Miliar)
Lexus UX 300e resmi hadir di Indonesia pada November 2022. Pada saat itu Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menjual mobil ini. Hanya ada satu varian, harga Lexus UX 300e berada di angka Rp1,431 miliar on the road DKI Jakarta. Tak heran banderol mobil listrik yang satu ini terpaut tinggi dibandingkan rivalnya mengingat status sebagai produk dari merek mobil mewah.
Diketahui bahwa Lexus UX 300e memiliki jarak tempuh sekitar 300 km. Dari segi spesifikasi, mobil ini sebenarnya tergolong “standar” karena masih ada mobil listrik lain yang punya jarak tempuh lebih jauh dengan harga di bawahnya. Hanya saja Lexus UX 300e menawarkan kemewahan dengan level yang berbeda.
Sebagai informasi, dari namanya yang menggunakan kode UX artinya mobil ini masuk ke dalam jajaran crossover atau yang Lexus sebut sebagai sub-compact SUV. Pabrikan tidak melakukan rombakan signifikan di sektor eksterior untuk membedakan model nihil emisi ini dengan model konvensionalnya.
Baca juga: Mobil Listrik Murah 100 Juta-an, Mau?
Perawatan Mobil Listrik
Rutin Cek Radiator
Salah satu kesamaan mobil listrik dengan mobil bermesin pembakaran internal adalah sama-sama memiliki radiator. Fungsinya juga sama saja sebagai komponen pendingin. Untuk diingat, mobil listrik juga butuh menjaga suhu kerjanya agar bisa berfungsi dengan baik. Ambil contoh mobil listrik Hyundai Ioniq dan Kona Electric yang kebetulan juga dipasarkan di Indonesia.
Kedua mobil ini memiliki radiator yang dibutuhkan untuk menjaga suhu kerja baterai dari motor listriknya. Kemudian, coolant atau air radiator yang ada di dalamnya juga ternyata perlu diganti. Tapi untuk hal ini pemilik tak perlu sering-sering melakukannya. Hal tersebut dikarenakan penggantian coolant disarankan hanya setiap 60.000 km. Jarak tersebut sangat jauh kalau mobil cuma dipakai di dalam kota sehari-harinya.
Menggunakan Slow Charging
Mobil listrik umumnya memiliki mode pengisian daya yang beragam. Salah satu contohnya adalah pengisi daya slow charging atau fast charging. Pemilihan mode pengisian daya ini rupanya juga memengaruhi kondisi dan usia baterai yang digunakan. Mode pengisian daya slow charging menggunakan arus alternating current (AC). Sementara itu untuk fast charging menggunakan arus direct current (DC).
Pengisian daya dengan model slow charging memang akan membutuhkan waktu lebih lama sampai baterai terisi penuh. Tapi ini adalah cara yang lebih aman dan disarankan karena akan membuat baterai lebih awet. Karena itu, ada baiknya pengguna melakukannya untuk penggunaan sehari-hari.
Mengganti Oli Speed Reducer
Setiap mobil listrik memiliki motor listrik guna menghasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk melaju. Tenaga tersebut pun mesti disalurkan ke roda. Melihat contoh mobil listrik Hyundai, hal ini menjadi tugas dari speed reducer. Komponen ini menggunakan beberapa gir ibarat transmisi. Karena itu juga dibutuhkan pelumas untuk menopang kinerjanya. Namun jumlah pelumas yang dibutuhkan cukup sedikit, yaitu 1 liter.
Servis Rutin
Untuk melakukan perawatan mobil listrik setiap pemilik disarankan mengunjungi bengkel resmi. Salah satu alasannya karena mobil semacam ini masih menjadi barang baru di Indonesia. Karena itu, akan lebih aman jika perawatannya dilakukan oleh pihak yang benar-benar mengerti.
Sama seperti mobil bermesin pembakaran internal, servis rutin dilakukan untuk mengecek bagian-bagian penting dari kendaraan. Tapi bedanya rutinitas ini tak perlu dilakukan sering-sering. Sebagai contoh, dalam beberapa pembicaraan disebutkan pemilik mobil listrik Hyundai cukup mengunjungi diler setiap 15.000 km.
Walau mobil listrik sudah dilengkapi teknologi-teknologi canggih, aspek keselamatan yang cukup mendasar tetap perlu diperhatikan. Dalam hal ini, sektor pengereman adalah satu satu bagian yang wajib diperiksa secara rutin. Pada setiap kunjungan servis ke bengkel resmi hal ini akan menjadi salah satu pengukuran yang dilakukan.
Komponen yang mesti diperiksa atau diganti ketika dibutuhkan meliputi kampas rem ban depan dan belakang. Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas minyak rem yang digunakan.
Ganti Filter AC
Walau tidak berkaitan langsung dengan performa dari kendaraan, tapi perawatan mobil listrik yang satu ini juga sangat penting. Kareha hubungannya dengan kenyamanan dan kesehatan pengendara. Penggantian filter Air Conditioning (AC) disarankan rutin dilakukan guna menjaga sirkulasi udara di dalam kabin.
Baca juga: 9 Komponen Mobil Listrik dan Fungsi Lengkapnya